PELOPOR DESA LITERASI
Siapa yang pernah mengira bahwa jika
sebelumnya hanyalah sebuah mimpi namun bisa menjadi kenyataan? Seperti yang
telah ia impikan, seorang perempuan muda
yang memiliki mimpi untuk kemajuan pendidikan di Desa tercinta khususnya dalam
membangun taman baca masyarakat, ia bernama Siti Badariah berasal dari Desa
Tanjung Saleh. Merupakan anak petani yang merantau ke Kota untuk melanjutkan
jenjang pendidikannya. Dengan bekal semangat membara, pada akhirnya ia dapat
menyelsaikan pendidikan sarjananya. Yang membuat luar biasa lagi, ia juga
melanjutkan belajarnya ke jenjang S2. Sungguh amat sangat membanggakan baik
bagi diri sendiri maupun kedua orangtuanya.
Di setiap
kesuksesan pasti akan selalu ada kesulitan. Termasuk yang dialami oleh Siti Badariah,
yang pernah mengalami masa-masa pilu yang pernah dihadapi saat masih berada di
bangku Sekolah Dasar, ia pernah tak naik kelas serta dikategorikan sebagai anak
yang kurang pintar di kelasnya. Namun , pada akhirnya Siti Badariah dapat
bangkit kembali dan dapat membuktikan bahwa ia jga bisa menjadi anak yang
berprestasi di kelasnya bahkan sekolahnya.
Lulus Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama, Siti Badariah melanjutkan Sekolah Menengah Atas di Kota. Dari
sini dimulai meunuju ke suksesannya. Ia mulai dikenali oleh banyak orang –
orang besar berkat prestasi yang ia raih serta ia pun telah berhasil
menerbitkan beberapa buku, dari berbagai bidang prestasi telah ia raih. Setelah
menyelesaikan Sekolah Menegah Atas, ia melanjutkan sarjananya di kampus yang
berada di kota Pontianak. Ia pun mendapatkan beasiswa. Selama menempuh
pendidikan Sarjana, ia menjadi wisudawan tercepat di jurusannya dengan predikat
Cumlaude.
Sambil menunggu pembukaan S2, ia pun
medaftar untuk mengikuti ajang bergengsi yang ada di Provinsi yaitu sebagai
Calon Duta Baca Kalbar Tahun 2017. Dengan seleksi yang ketat akhirnya ia lolos
masuk ke dalam 5 finalis. Dilanjutkan dengan karantina, sampai pada akhirnya ia
terpilih menjadi Runner Up 1 Duta Baca Kalbar pada tahun 2017. Dari sinilah ia mulai
memperhatikan keadaan pendidikan di desanya yang masih sangat tertinggal,
seperti perpustakaan yang masih kurang diminati oleh masyarakat di desa,
sehingga buku-buku juga masih tersusun rapi karena jarang ada pengunjung untuk
membaca
Kondisi yang memprihatinkan tersebut,
mulailah muncul ide untuk menjadikannya Taman Baca Masyarakat (TBM), dengan
meminta ijin kepada pemerintah desa, syukur alhamdulillah terwujudlah Taman
Baca Masyarakat (TBM). Semua persiapan mulai terpenuhi, dari buku-buku, rak dan
tempat. Tepat pada tanggal 5 Desember 2017, taman baca yang ada di Tanjung
Saleh resmi didirikan di Kampung Baca Tansal (KBT). Terdapat juga filosofi dari
terbentuknya nama tersebut, yaitu diambil dari arti literasi, dan Tansal itu
singkatan dari Tanjung Saleh. Tentu ia sangat senang karena salah satu
impiannya telah terwujud. Belajar dari Siti Badariah selain kita mempunyai
mimpi untuk di wujudkan, tak lupa juga kita selalu berdoa dan berusaha, serta meminta doa restu
kepada ke dua orangtua.
Bisa disebut berhasil karena melihat
masyarakat yag semangat terhadap adanya taman baca, karena mulai dari
anak-anak, remaja, bahkan sampai orangtua juga sering berkunjung untuk
menyempatkan membaca buku. Setelah beberapa bulan berdirinya KBT yang berada di
Dusun Kampung Tengah, warga Dusun sebelah juga meminta untuk didirikan TBM di
dusunnya yaitu Dusun Parit Pangeran. Semakin semangat Siti Badariah dan para
relawan terhadap antusias masyarakat yang menginginkan adanya KBT cabang ke – 2.
Melihat antusias masyarakat, kak Badar juga lebih ekstra mempersiapkan segala
sesuatunya, mulai dari tempat, buku-buku dan lemari. Warga pun juga ikut
bergotong royong serta para relawan mencari donasi buku dan perlengkapan
lainnya. Bersyukur banyak donasi yang di dapatkan mulai dari rak buku, buku
islami, cerita anak, dan masih banyak lagi.
Akhirnya Kampung Baca Tansal cabang
ke-2 telah resmi didirikan di Dusun Parit Pngeran, dan hal tersebut merupakan
pencapaian terbesar dalam hidupnya karena salah satu mimpinya telah terwujud. Dan
perekrutan relawan yang merupakan para mahasiswa yang berasal dari Desa Tanjung
Saleh. Hingga saat ini Kampung Baca tersebut telah dikenal banyak orang. Salah satunya
yaitu Bupati Kubu Raya. Dukungan dari Bupati juga dapat menambah semangat kak
Badar dan tim relawan untuk terus mengembangkan KBT sampai saat ini. Hingga pencapaian
terbesar yaitu TBM KBT bisa masuk koran dan berita TV Nasional pada hari
Literasi Nasional 2020. Tak hanya itu, KBT juga mendapatkan penghargaan dalam
event Nasional dalam Lomba Foto Kegiatan Literasi dari Kemendikbud.
Banyak tamu dari kota juga mulai
berdatangan sambil membawa donasi berupa buku, mainan edukasi, rak buku, meja,
papan tulis, peralatan belajar serta makanan untuk adik-adik di KBT hal
tersebut semakin menambah rasa senang karena banyak orang baru yang datang ke
desanya. Namun dibalik kesuksesan pasti akan selalu ada kesulitan, seperti
halnya para relawan yang tidak bisa datang setiap hari karena alat trasnportasi
yang kurang memadai. Setiap mengunjungi desa mereka harus melewati sungai
dengan motor air yang berukuran sedang. Apalai jika musim barat cuaca kurang
bersahabat dapat mengakibatkan gelombang tinggi sehingga para relawanpun hanya
bisa 1 kali atau 2 kali dalam seminggu.
Meskipun terdapat kendala, hal tersebut tidak
menyurutkan semangat Kak Badar , para relawan serta warga untuk tetap
melanjutkan program. Karena hingga saat ini pun KBT masih berdiri kokoh serta tetap
melanjutkan program-program unggulan, dari hal tersebut kita bisa melihat bahwa
keberhasilan TBM memang harus saling mendukung dan yang terpenting saling
bekerjasama demi keberlansungan program serta kita patut mencontoh semangat
Siti Badariah untuk mewujudkan segala mimpinya.
Komentar
Posting Komentar